Penyebab gigi berlubang adalah bakteri. Namun, darimana munculnya bakteri tersebut? Bakteri bisa tumbuh subur di rongga mulut apabila ada sisa makanan yang tidak dibersihkan, maupun kondisi-kondisi lain yang membuat mulut menjadi lebih asam, seperti mulut kering dan gastroesophageal reflux disease (GERD).
Plak merupakan faktor utama yang menyebabkan gigi berlubang. Plak gigi adalah suatu zat lengket yang menempel pada permukaan gigi. Plak merupakan kombinasi dari bakteri, air liur, asam, dan sisa makanan.
Saat Anda mengonsumsi makanan atau minuman manis dan tidak membersihkannya secara tepat, sisa makanan maupun minuman tersebut dapat bertumpuk dan menempel di permukaan gigi. Oleh bakteri yang terdapat di dalam rongga mulut, sisa gula tersebut akan diubah menjadi asam. Perlahan namun pasti, asam yang terdapat di dalam plak akan mengikis permukaan terluar gigi (enamel).
Faktor Resiko Penyebab Gigi Berlubang
Gigi berlubang bukanlah suatu kondisi yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan hasil dari proses yang kompleks dan berlangsung secara bertahap. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko.
Dengan memahami faktor-faktor penyebab gigi berlubang, sehingga kita dapat lebih berhati-hati serta melakukan langkah-langkah pencegahan secara lebih efektif dan menjaga kesehatan gigi secara jangka panjang. Berikut berbagai faktor risiko yang berperan dalam terjadinya gigi berlubang, sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
1. Lokasi dan Susunan Gigi
Plak akan hilang setelah Anda menyikat gigi, namun terdapat area gigi yang sulit untuk dibersihkan seperti pada sela-sela gigi atau pada alur-alur yang terdapat di permukaan atas gigi geraham. Sehingga gigi berlubang umumnya terjadi pada geraham.
Sebab pada permukaan gigi tersebut, banyak terdapat alur yang sulit terjangkau oleh sikat gigi. Pada orang dengan susunan gigi berjejal, risiko gigi berlubang juga meningkat, karena banyak area gigi yang tertutupi oleh gigi lain, sehingga sulit untuk dibersihkan.
2. Makanan dan Minuman Manis
Makanan dan minuman manis seperti es krim, permen, soda, ataupun madu, dapat menempel lama di permukaan gigi. Sebab, makanan maupun minuman tersebut memiliki konsistensi yang lengket, sehingga lebih sulit untuk diangkat oleh air liur sebagai mekanisme pembersihan gigi alami.
Gula juga menjadi makanan utama dari bakteri penyebab gigi berlubang. Bakteri tersebut akan terus memproduksi asam yang dapat merusak gigi.
3. Kebiasan Makan Sebelum Tidur
Salah satu kebiasaan yang tampak sepele namun memiliki dampak besar terhadap kesehatan gigi adalah makan sebelum tidur, terutama jika diikuti dengan tidak menyikat gigi. Saat seseorang mengonsumsi makanan, terutama yang manis atau mengandung karbohidrat, sisa-sisa makanan dapat menempel pada permukaan gigi.
Jika tidak dibersihkan, sisa tersebut menjadi makanan bagi bakteri yang menghasilkan asam dan perlahan-lahan merusak lapisan email gigi. Pada malam hari, produksi air liur menurun, sehingga kemampuan alami mulut untuk membersihkan sisa makanan pun berkurang.
4. Cara Sikat Gigi yang Salah
Menyikat gigi merupakan kebiasaan dasar dalam menjaga kesehatan mulut dan gigi. Namun, tidak sedikit orang yang melakukannya dengan cara yang kurang tepat, baik dari segi teknik, durasi, maupun frekuensinya.
Cara menyikat gigi yang salah justru bisa menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah gigi berlubang. Sisa makanan dan plak yang tidak terangkat dengan sempurna akibat teknik menyikat yang keliru akan menjadi tempat berkembangnya bakteri. Bakteri inilah yang memproduksi asam dan secara perlahan merusak lapisan email gigi.
Selain itu, menyikat gigi terlalu keras atau terlalu cepat juga bisa mengikis lapisan pelindung gigi dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menyikat gigi yang benar agar manfaatnya maksimal dan terhindar dari risiko gigi berlubang.
5. Mulut Kering
Mulut yang sehat ditandai dengan produksi air liur yang cukup untuk menjaga keseimbangan lingkungan di dalam rongga mulut. Air liur berperan penting dalam membantu membersihkan sisa makanan, menetralkan asam, dan melindungi gigi dari serangan bakteri. Namun, ketika produksi air liur menurun atau mulut menjadi kering fungsi perlindungan alami ini ikut terganggu.
Akibatnya, risiko terbentuknya plak dan asam yang merusak enamel gigi meningkat, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya gigi berlubang. Mulut kering dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari efek samping obat-obatan, penyakit tertentu, hingga kebiasaan bernapas lewat mulut. Sayangnya, banyak orang yang belum menyadari bahwa kondisi ini dapat menjadi pemicu serius kerusakan gigi.
6. Penyakit Tertentu
Gigi berlubang umumnya dianggap sebagai akibat dari pola makan tinggi gula atau kebersihan mulut yang kurang terjaga. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa penyakit tertentu juga dapat menjadi pemicu kerusakan gigi, salah satunya adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
GERD adalah kondisi dimana asam lambung naik ke kerongkongan dan bahkan bisa mencapai rongga mulut. Paparan asam lambung yang berulang ini dapat mengikis lapisan pelindung gigi (enamel), sehingga gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan berlubang.
Selain itu, penderita GERD juga sering mengalami mulut kering, yang memperburuk kondisi karena berkurangnya kemampuan alami mulut untuk menetralkan asam dan membersihkan sisa makanan.